Melakukan prosedur tindakan gigi dan mulut ketika berpuasa memang tidak habisnya menimbulkan banyak pertanyaan. Salah satunya cabut gigi saat puasa apakah ada resikonya? Jika bertanya resiko sebenarnya tidak ada, karena tidak membatalkannya mengingat prosedurnya walaupun ada anestesi hanya disuntikan atau disemprot. Yuk membahasnya lebih dalam!
Prosedur Cabut Gigi saat Puasa dan Bagaimana Resikonya?
Membicarakan tentang resiko cabut gigi tentunya ada, tetapi jika resiko ketika dilakukan ketika puasa, sebenarnya tidak ada. Resiko-resiko yang dimaksudkan adalah rasa sakit, hingga mungkin pendarahan adalah hal wajar pasca pencabutan gigi. Namun hal-hal tersebut tidak akan mengganggu puasa.
Ibarat tubuh kehilangan salah satu anggotanya, pasti otak akan mengirimkan notifikasi alarm tidak mengenakkan. Itulah mengapa pasca pencabutan gigi pastinya pasien akan mengalami resiko, pendarahan, pembengkakan, infeksi, dan dry socket. Namun semua itu tetap bisa ditangani oleh dokter gigi.
Nah, biasanya untuk menangani risiko tersebut biasanya dokter meresepkan obat anti nyeri atau lainnya agar pasien bisa tetap nyaman. Di saat itulah kemungkinan akan mengganggu proses berpuasa, oleh sebab itu jika Anda akan menjalani cabut gigi saat puasa, sebaiknya lakukan mendekati waktu berbuka puasa.
Bisa juga dilakukan setelah berbuka puasa, sehingga ketika ada obat yang harus diminum Anda tidak perlu membatalkan puasa. Jika pun harus tidak berpuasa, tidak masalah karena alasannya medis dan bisa menggantinya di luar bulan Ramadhan. Jadi, mencabut gigi saat puasa tidak mempunyai resiko apapun.
Penjelasan Lain Terkait Cabut Gigi saat Puasa yang Harus Diketahui
Dengan memberikan beberapa poin, mungkin akan lebih mudah menjelaskan secara detail lain terkait cabut gigi yang dilakukan ketika berpuasa. Terlepas dari resiko, ada beberapa poin yang memang dilakukan ketika prosedur pencabutan gigi dan berikut poin-poinnya.
- Pemberian Anestesi atau Bius
Tindakan pencabutan gigi memang masuk ke dalam operasi kecil, itulah mengapa dokter gigi akan memberikan anestesi atau obat bius sebelum tindakannya dilakukan. Nah, baik sedang berpuasa atau tidak, pemberian anestesi ini tidak dengan cara diminum seperti obat-obat pada umumnya meskipun operasinya di gigi dan mulut.
Prosedur pemberian anestesi ketika akan proses pencabutan gigi adalah dengan cara disuntikkan, disemprotkan, atau diaplikasikan di sekitar gigi yang akan dicabut. Hal tersebut tentu saja tidak akan membatalkan puasa karena tidak ada cairan tertelan ke dalam tubuh, sehingga aman saja jika dilakukan saat puasa.
- Penggunaan Obat Kumur
Saat proses pencabutan gigi biasanya pasien juga akan diberikan obat kumur, jika dilakukan secara hati-hati tidak akan tertelan sehingga aman saat melakukannya ketika puasa. Namun, berpuasa atau tidak penggunaan obat kumur memang tidak untuk ditelan, selalu diludahkan kembali setelah selesai berkumur.
Jika pun tidak sengaja Anda tertelan, hal tersebut pun tidak akan membatalkan puasa. Biasanya obat kumur ini untuk membersihkan sisa-sisa makanan sebelum dilakukan tindakan pencabutan gigi, karena harus dalam kondisi bersih sehingga kesehatan saat proses tindakan tetap terjaga.
- Keluarnya Darah setelah Pencabutan Gigi
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa salah satu resiko pasca cabut gigi adalah pendarahan. Bagaimana ketika berpuasa? Sah saja tidak masalah, sama seperti obat kumur, jika tidak sengaja tertelan tetap boleh melanjutkan puasa. Selain pendarahan, efek samping cabut gigi yang perlu diketahui lainnya adalah dry socket.
Dry socket adalah dimana terjadinya nyeri hebat akibat peradangan tulang rahang. Masalah ini bisa menimbulkan rasa sakit dan menghambat proses penyembuhan pada area yang dibedah. Nah, biasanya dokter akan meresepkan obat anti nyeri, disinilah mengapa Anda sebaiknya melakukan cabut gigi setelah berbuka puasa atau dekat waktu berbuka.Mengetahui informasi diatas, tentunya sudah sangat lengkap untuk menjawab pertanyaan cabut gigi saat puasa apakah ada resikonya? Tentu saja tidak, tetapi jika mengacu pada pasca pencabutan gigi pastinya ada dan dokter gigi akan mengatasinya.